kisah para rasul
renungan jemaat
BERSAKSI DENGAN BENAR
04.00.00
Kisah Para Rasul 2:22-32
Didorong oleh khotbah setiap minggu, dukungan teman-teman gereja, keluarga, atau mungkin juga buku-buku pengabaran Injil, mungkin saja seseorang begitu ber-semangat untuk menjadi saksi Kristus. Ia memberitakan kehidupan barunya dalam Kristus dengan sukacita.
Namun hal yang perlu diwaspadai ada-lah saat kita menjadi berharap orang yang diinjili, dapat memperoleh keyakinan bah-wa Yesus adalah Tuhan saat itu juga. Kita menjadi terfokus pada ‘mengkristenkan’ mereka dibanding menjelaskan kebenaran Firman Tuhan.
Kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus untuk menceritakan pada orang lain tentang apa yang telah Kristus perbuat dalam hidup kita. Perubahan sikap, cara pandang, pengekangan diri, hal-hal seperti itulah yang membuktikan kehidupan baru di dalam Kristus. Bukan dengan mengajak orang lain mengikut Kristus dengan iming-iming kesembuhan fisik, talenta rohani, hingga kekayaan.
Rasul Petrus dalam khotbahnya tidak berpikir untuk membuat pendengarnya mengikut Kristus. Ia justru menyerang pe-mahaman para pendengar dengan menje-laskan siapa Yesus “yang kamu salibkan” tersebut (ay. 23). Pusat dari penginjilan adalah penjelasan tentang siapa Yesus Kristus yang rela mati di kayu salib, dan bahwa Ia ingin kita semua diselamatkan melalui pengurbanan-Nya—yang tidak dapat ditanggung oleh siapapun itu.
Namun hal yang perlu diwaspadai ada-lah saat kita menjadi berharap orang yang diinjili, dapat memperoleh keyakinan bah-wa Yesus adalah Tuhan saat itu juga. Kita menjadi terfokus pada ‘mengkristenkan’ mereka dibanding menjelaskan kebenaran Firman Tuhan.
Kita dipanggil untuk menjadi saksi Kristus untuk menceritakan pada orang lain tentang apa yang telah Kristus perbuat dalam hidup kita. Perubahan sikap, cara pandang, pengekangan diri, hal-hal seperti itulah yang membuktikan kehidupan baru di dalam Kristus. Bukan dengan mengajak orang lain mengikut Kristus dengan iming-iming kesembuhan fisik, talenta rohani, hingga kekayaan.
Rasul Petrus dalam khotbahnya tidak berpikir untuk membuat pendengarnya mengikut Kristus. Ia justru menyerang pe-mahaman para pendengar dengan menje-laskan siapa Yesus “yang kamu salibkan” tersebut (ay. 23). Pusat dari penginjilan adalah penjelasan tentang siapa Yesus Kristus yang rela mati di kayu salib, dan bahwa Ia ingin kita semua diselamatkan melalui pengurbanan-Nya—yang tidak dapat ditanggung oleh siapapun itu.
0 komentar