Hampir sepanjang waktu dalam hidup, seseorang berusaha melakukan sebanyak mungkin pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Hanya orang-orang malas yang berusaha mengabaikan dan melarikan diri dari pekerjaan dan tanggung jawab mereka, kemudian menipu orang lain demi mendapatkan uang secara mudah.

Seorang pekerja yang jujur, tentu tidak berusaha melarikan diri dari pekerjaannya. Maka hidupnya akan diisi dengan rapat, janji, tenggat waktu, dan konsekuensi lain yang membuatnya sulit bernapas sekalipun. Pekerjaan yang harus dilakukan dimulai dari mengurus keluarga, mengurus rumah, bekerja sama dengan tetangga, dlsb. Meski diiringi dengan keluhan, tapi mereka umumnya tetap setia menjalani pekerjaan tersebut.

Namun, seperti Marta, pekerja jujur tersebut rupanya tidak sedang mempraktekkan cara kerja yang Alkitabiah. Marta menjadi sibuk melayani para tamu yang datang, sebagaimana si pekerja jujur terlanjur tenggelam dalam tanggung jawabnya.

Tuhan Yesus kemudian membandingkan Marta dengan saudaranya, Maria, yang memilih untuk mendengarkan perkataan Tuhan, dibanding menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyediakan hidangan. Maksudnya, persekutuan dengan Tuhan tetaplah menjadi prioritas setiap kita.