filipi
renungan jemaat
MARILAH BERFOKUS PADA TUJUAN
04.30.00
Filipi 1:20-21
Mencapai tekad seperti Paulus miliki adalah persoalan kehendak, tidak perlu perdebatan atau alasan. Inilah penyerahan kehendak yang mutlak dan tak dapat mundur lagi. Sejumlah pikiran dan pertimbangan untuk diri sendiri dapat menghalangi kita untuk sampai pada keputusan itu meski kita menutupnya dengan dalih orang lainlah yang kita pikirkan.
Ketika memikirkan dengan serius akibatnya bagi orang lain jika menaati panggilan Kristus, sebetulnya kita mengatakan kepada Allah bahwa Dia tidak tahu apa arti ketaatan kita. Berfokuslah pada tujuan—Dia sungguh mengerti. Jauhkanlah pikiran lain dan tetapkanlah diri Anda di hadapan Allah hanya dalam satu hal ini—pengabdianku bagi kemulia-an-Nya.
Dalam ayat 21, Paulus bertekad bahwa tidak ada apa pun yang dapat menghenti-kannya untuk melakukan yang Allah ingin-kan. Namun sebelum kita memilih untuk mengikuti kehendak Allah, krisis pasti kita alami. Ini terjadi karena kita cenderung tidak menanggapi sentuhan Allah yang lembut. Dia membawa kita tempat di mana Dia meminta kita untuk menjadi yang terbaik dari diri kita bagi kemulian-Nya. Allah di dalam pemeliharaan-Nya, akan menciptakan suatu krisis yang mendesak kita memutuskan: mau menerima atau menolak Allah.
Ketika memikirkan dengan serius akibatnya bagi orang lain jika menaati panggilan Kristus, sebetulnya kita mengatakan kepada Allah bahwa Dia tidak tahu apa arti ketaatan kita. Berfokuslah pada tujuan—Dia sungguh mengerti. Jauhkanlah pikiran lain dan tetapkanlah diri Anda di hadapan Allah hanya dalam satu hal ini—pengabdianku bagi kemulia-an-Nya.
Dalam ayat 21, Paulus bertekad bahwa tidak ada apa pun yang dapat menghenti-kannya untuk melakukan yang Allah ingin-kan. Namun sebelum kita memilih untuk mengikuti kehendak Allah, krisis pasti kita alami. Ini terjadi karena kita cenderung tidak menanggapi sentuhan Allah yang lembut. Dia membawa kita tempat di mana Dia meminta kita untuk menjadi yang terbaik dari diri kita bagi kemulian-Nya. Allah di dalam pemeliharaan-Nya, akan menciptakan suatu krisis yang mendesak kita memutuskan: mau menerima atau menolak Allah.
0 komentar